Kamis, 16 Agustus 2012

Rude Woman

source image from here


Hari ini ada orang asing yang datang ke rumah.

Aku sempat kaget saat dia mengetok pintu rumah.  Ketukannya keras sekali.  Kulihat dari atas meja, ternyata dia seorang wanita.  Busyet ... wanita dengan tenaga kuda, kayaknya.  Matanya yang sipit terlihat makin sipit ketika dia mulai meneriakkan nama Pak Jo.

“Pak Jo ... Pak Jo ...”

Pak Jo masih di belakang rumah.   Aku langsung berjalan mendekati pintu rumah.  Maksud hati ingin membuka pintu rumah.  Apa daya, tanganku tak sampai.  Gerendel pintu terlalu tinggi untuk kujangkau.  Lagian aku ingat Pak Jo pernah pesan,”Barney jangan sembarang buka pintu, nanti kamu diambil orang!”

Tuh kan, Pak Jo pasti tak mau aku diambil orang.

Beberapa menit kemudian, pak Jo muncul dan langsung membukakan pintu.

“Eh mbak Luki ... monggo mbak  ... pinarak ...”

“Maturnuwun, Pak Jo”

Mereka berdua segera duduk di kursi tamu.  Aku pengen ikut nimbrung.  Aku ingin tahu, apa sih yang sedang mereka bicarakan?  Jangan-jangan aku mau dijual lagi sama Pak Jo ke wanita bermata sipit itu.  Aduh ... aku sudah kerasan dan betah tinggal di rumah ini. Aku sudah mulai mencintai orang-orang yang ada di dalam rumah ini. I love them so much.

“Lho itu kucingnya siapa, mas?”

“Kucing saya, mbak”

“Tumben punya kucing anggora?”

“Iya, mbak. Itu juga dikasih  temen”

“Wah ... baik bener temennya, mas”

“Sahabat lama, mbak”

“Oooo ... eh omong-2 ini kucing mahal lho mas”

“Iya, mbak.  Mungkin harganya sejutaan gitu”

“Hmm.   Mpusss ... mpusss ,,,  sini mpus”

Aku melihat wanita itu mendekatiku.  Aku diam saja saat dia mengangkatku.  Dia mengelus-elus bulu-buluku yang tebal.  Aku kegirangan.  Ternyata dia pecinta kucing juga.  Tapi shiiittt ... dia mulai kasar!  Dia membalikkan tubuhku dan meraba testikelku.  Tangannya yang kasar terasa meremas buah zakarku.

Meoww ... meoww ... gggrrhhh  hhsshshshsh ....
(Anjiiiiiiiinnnggg ... wanita tak tahu malu!)

“Waduh ... ini cowok, mas”

“Iya, mbak.  Kog tahu?”

“Ada pentolnya tuh”

Hahahahaha ....  Pak Jo ketawa ngakak.  Sialan, dia pikir lucu apa.  Meremas buah zakar orang (baca: kucing) itu tindakan pelecehan!  Itu melanggar hak asasi kucing. Awas ... akan aku laporkan pada Ketua Komisi HAKSI (Hak Asasi Kucing Seluruh Indonesia).

Wanita itu lalu melepasku dari pelukannya.  Urghhh ... leganya lepas dari perempuan hiperseks itu. Tapi matanya masih terus memandangiku.  Sepertinya dia sedang meneliti lekuk liku tubuhku.  Ya Tuhan ... bener-bener wanita tak tahu malu!

“Kayaknya dia bukan anggora asli mas.  Sudah KW berapa gitu”

“Iya tah, mbak?  Dilihat dari apanya?”

“Tuh ... hidungnya nggak pesek.  Kalau yang asli hidungnya rata sama pipi”

“Oh gitu.  Ya ... namanya juga dikasih mbak.  Apa aja diterima”

***  SHIT ... Dasar Wanita Jalang!  Masak aku dibilang KW.  Gue ini kucing asli.  Bukan kucing jadi-jadian!  Bulu gue juga sli, bukan bulu sintetis.  Gue nggak terima!


Beberapa menit kemudian wanita itu pamitan pulang.

Ah leganya.  Lepas dari perempuan tengil itu seperti membebaskanku dari hukuman penjara 1000 tahun.  Aku merasa muak  melihat wanita itu.  Wanita tukang ghibah.  Wanita yang suka menjelek-jelekkan orang lain.  Gue masih belum terima dibilang Kucing KW!

Usai menutup pintu, Pak Jo mendekatiku.  Dia menciumku dan membelaiku dengan lembut.

“Masio kamu nggak pesek, masio kamu kucing KW ... aku tetep cinta kamu, Barney ...” katanya bersungguh-sungguh.

Jiahahahahaha ..... ini ucapan yang kutunggu-tunggu!

Aku takut Pak Jo berubah pikiran setelah mendengar hasutan wanita temannya tadi.  Alhamdulillah, ternyata Pak Jo tetap pada pendiriannya.  Dia bukan orang yang gampang terpengaruh pada hasutan atau provokasi orang lain.

Aku menangis terharu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar